Senin, 03 Oktober 2011

Usir Jerawat dengan Manisnya Madu

Usir Jerawat dengan Manisnya Madu



Madu selama ini dikenal sebagai salah satu minuman yang bisa menambah stamina dan membuat tubuh tetap bugar. Tak hanya itu, sifat antibakteri yang dimiliki madu juga membuatnya bisa mengusir jerawat dari wajah.

Pada waktu-waktu tertentu selama hidup seseorang, seperti saat pubertas, selama menstruasi dan menopause, hormon menyebabkan kelebihan produksi sebum, yang bila bercampur bakteri bisa menyebabkan jerawat.

Bakteri Proprionibacterium acnes atau P. acnes merupakan strain bakteri yang biasa hidup di kulit manusia tanpa menyebabkan kerusakan pada kulit. Namun bila produksi sebum makin banyak, bakteri ini bisa berkontribusi menginfeksi jerawat.

Sebelumnya telah diketahui bahwa madu bisa digunakan sebagai antibakteri. Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan oleh University of Texas Health Science Center diketahui bahwa madu kaya akan gula, sehingga bisa membantu menciptakan lingkungan yang membuat bakteri tidak dapat bertahan hidup.

Ketika dioleskan pada luka atau infeksi, hidrogen peroksida yang terkandung di dalam madu akan dikeluarkan ke kulit, yang bertindak sebagai antiseptik. Dilansir DermaNetNZ, Sabtu (1/10/2011), hidrogen peroksida yang terbentuk ketika madu diencerkan dapat menyembuhkan luka termasuk infeksi jerawat.

Tidak seperti hidrogen peroksida murni, tingkat antiseptik yang dibuat dalam madu tidak merusak kulit.

Pembentukan hidrogen peroksida bukan satu-satunya manfaat antibakteri yang diperoleh dari madu. Madu juga dapat merangsang kegiatan fagositik dan limfositik, yang merupakan kunci respons sistem imun dalam perang melawan infeksi.

DermaNetNZ merekomendasikan menggunakan madu dari pohon manuka, leptospermum scoparium untuk mengusir jerawat.

Redakan Wasir dengan Lidah Buaya

Redakan Wasir dengan Lidah Buaya


Susah duduk dan sakit ketika buang air besar merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh penderita wasir. Bila panas dan nyeri terasa mengganggu, Anda bisa mencoba meredakan wasir dengan lidah buaya.

Mirip dengan varises di kaki, wasir adalah pembuluh darah yang membengkak di dalam dan sekitar anus. Gejala-gejalanya seperti pembengkakan, gatal, ketidaknyamanan dan perdarahan saat buang air besar.

Wasir telah mempengaruhi sekitar 75 persen dari populasi umum, menurut National Digestive Diseases Information Clearinghouse. Wasir internal terletak di dalam lubang anus dan wasir eksternal menonjol keluar dari anus. Kedua jenis wasir ini disebabkan oleh tekanan berulang pada pembuluh darah, biasanya disebabkan karena mengejan saat buang air besar dan diare kronis atau sembelit.

Untungnya, wasir paling merespons dengan baik untuk pengobatan dan perawatan ala rumah. Praktisi pengobatan alternatif sering menggunakan tumbuh-tumbuhan tertentu seperti lidah buaya untuk mengobati dan mencegah wasir.

Berasal dari timur dan selatan Afrika, kini lidah buaya telah dibudidayakan di seluruh dunia. Tanaman ini merupakan bunga berbentuk tabung, daun berdaging yang mengandung gel obat yang digunakan secara eksternal untuk merawat kondisi kulit. Cairan lidah buaya yang diambil dari dasar daun, digunakan secara internal, terutama sebagai pencahar stimulan.

Sebuah tinjauan ilmiah yang diterbitkan dalam Indian Journal of Dermatology melaporkan bahwa lidah buaya mengandung bradykinase, enzim yang membantu untuk meredakan peradangan parah ketika dioleskan pada kulit, seperti dilansir Livestrong, Sabtu (1/10/2011).

Senyawa aktif yang terdapat pada gel lidah buaya digunakan secara topikal dalam pengobatan homeopati untuk mempercepat penyembuhan luka. Menurut herbalist Steven Foster, penulis buku 'National Geographic Desk Reference to Nature's Medicine', sifat gel lidah buaya dapat mempercepat penyembuhan dengan mengurangi nyeri dan peradangan, yang merupakan dua gejala umum wasir.

Sifat anti-inflamasi pada lidah buaya juga dapat mengurangi pembengkakan, rasa panas dan peradangan, sehingga membantu mengurangi iritasi wasir. Rasa dingin pada cairan atau gelnya juga dapat memberikan efek menenangkan.

Secara internal, mengonsumi lidah buaya dapat membuat tinja lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan sehingga dapat mengurangi tekanan pada wasir saat mengejan.

Menurut Foster, lidah buaya juga mengandung antrakuinon, bahan utama yang merangsang kontraksi dalam dinding saluran pencernaan dan mempromosikan sekresi cairan oleh usus besar.

Phyllis A. Balch, penulis 'Prescription for Healing' mengklaim bahwa setengah cangkir jus lidah buaya yang diminum tiga kali sehari dapat membantu untuk mengurangi wasir. Potongan daun lidah buaya yang dioleskan secara lembut pada daerah wasir juga dapat meredakan wasir secara eksternal dan memberikan rasa dingin yang dapat membantu meredakan nyeri.

Meski Punya Anak Down Syndrome, Keluarga Merasa Bahagia

Meski Punya Anak Down Syndrome, Keluarga Merasa Bahagia


Memiliki anak Down Syndrome atau Sindrom Down bukan hal yang mudah untuk merawatnya. Meski begitu, keluarga penderita Sindrom Down mengaku lebih bahagia punya anak Sindrom Down karena kaya akan pengalaman.

Survei yang dilakukan Dr Brian Skotko dari Children's Hospital Boston menunjukkan hal yang luar biasa. Bagaimana keluarga penderita Sindrom Down tidak merasa minder, putus asa atau takut melainkan sangat bahagia.

Alasannya memiliki anak Sindrom Down membuat keluarga harus meningkatkan kualitas hidup dengan mengajarkan kesabaran, penerimaan dan keluwesan. Anak Sindrom Down telah membuat keluarganya menjadi lebih kuat.

Seperti dilansir Healthday, Minggu (2/10/2011), hasil survei menunjukkan:
1. Sebanyak 96 persen orangtua penderita sindrom Down menyatakan tidak menyesal telah memiliki anak dengan sindrom Down.

2. Hampir delapan dari 10 orang tua tersebut mengatakan bahwa justru penyakit anaknya itu telah meningkatkan kualitas hidup mereka dengan mengajarkan kesabaran, penerimaan, dan keluwesan.

3. Tak hanya orang tua, saudara-saudara kandung mereka juga memiliki perasaan yang sama. 94 persen di antaranya mengatakan bahwa mereka merasa bangga akan saudara mereka yang memiliki sindrom Down.

4. Sebanyak 88 persen di antaranya mengatakan bahwa saudara mereka yang memiliki sindrom Down itu telah membuat mereka menjadi orang yang lebih baik.
5. Dan hampir semua penderita Sindrom Down mengatakan senang dengan kehidupannya saat ini dan menyukai keadaan mereka.

Survei ini akan dimuat di American Journal of Medical Genetics edisi Oktober 2011.

"Suara-suara yang kami dengar sangat puas dan sangat positif tentang kehidupan mereka meskipun faktanya mereka memiliki tantangan yang nyata," kata Dr Skotko.

Sindrom Down merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom ke-21. Kelainan ini berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental. Ciri-ciri fisiknya tampak aneh seperti tinggi badan yang relatif pendek, kepala mengecil, hidung tidak mancung menyerupai orang Mongoloid maka sering juga dikenal dengan mongolisme.

Anak dengan Down Syndrome lahir dengan tiga bukan dua salinan kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki kemampuan kognitif yang bervariasi, yang sangat parah anak biasanya tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan dari orang lain.

Anak dengan Down Syndrome memiliki peningkatan risiko untuk cacat jantung, masalah pernapasan dan pendengaran, penyakit Alzheimer, leukimia dan kondisi tiroid. Tapi kondisi ini sekarang dapat diobati, sehingga dapat meningkatkan harapan hidup penderita Down Syndrome.

Ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun diketahui lebih rentan melahirkan anak dengan sindrom Down. Sindrom ini tidak bisa dicegah karena merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Penyebabnya masih tidak diketahui pasti sampai saat ini.

Pemeriksaan untuk sindrom Down sebelum kelahiran saat ini sudah banyak tersedia. Tes kehamilan untuk Sindrom Down saat ini banyak menyebabkan ibu-ibu ini kemudian menggugurkan kandungannya, dan hanya sekitar 2 persen wanita yang benar-benar mau menjalani tes.

Saat ini sudah ditemukan tes darah yang akan dipasarkan untuk mengetahui kelainan ini sejak dini dan Skotko ingin memastikan bahwa orangtua yang bergulat dengan keputusan sulit ini memiliki informasi yang baik.

"Setelah orang-orang memiliki kesempatan untuk menjalani tes darah sederhana sebelum melahirkan, orang-orang akan dapat lebih membuat keputusan mengenai kehamilannya. Namun, apakah bayi-bayi dengan sindrom Down kemudian akan perlahan-lahan mulai menghilang? Penderita sindrom Down harus dapat menjelaskan bagaimana artinya memiliki kondisi tersebut," jelas Dr Skotko.

Dr Skotko mengaku memiliki saudara kandung berusia 32 tahun dengan sindrom Down. "Dia memiliki kehidupan sosial yang aktif dan kuat, lebih dari yang pernah saya miliki," cerita Skotko.

Sedangkan Louis Sciuto, 22 tahun, seseorang penderita sindrom Down mengatakan bahwa ia baru saja mendapat pekerjaan dan juga memiliki kehidupan sosial yang aktif. Ia suka menonton film-film terbaru, bermain olahraga dan pergi bersama teman-temannya.

Ibunya, Louise Borke, mengatakan kepada orang tua yang mungkin memiliki anak dengan sindrom Down, "Saya akan mengatakan kepada mereka agar jangan takut. Ini memang berbeda, tapi tidak buruk. Orang tuanya teman-teman Louis mengatakan kepada saya bahwa mereka percaya anak-anak mereka menjadi orang-orang yang lebih baik karena telah mengenal Louis."

Louise Borke baru mengetahui bahwa anak laki-lakinya itu memiliki sindrom Down ketika bayinya masih berusia beberapa hari. Waktu itu, ia merasa kaget, terkejut, gentar dan cemas.

Namun setelah 22 tahun kemudian, Borke hidup dengan putranya dan berkata, "Saya tidak menyangkal bahwa itu adalah sebuah tantangan. Tapi hal ini ternyata menyenangkan, dan saya tidak menyesal".