BlackBerry Messenger (BBM) is a proprietary Internet-based instant messenger application included on BlackBerry devices which allows messaging between BlackBerry users. It was developed by Research In Motion (RIM), maker of the BlackBerry device. Messages sent via Blackberry Messenger are sent over the Internet and use the BlackBerry PIN system, so communication is only possible between two BlackBerry devices.
The service requires the BlackBerry Internet Service to be able to function, and communicates over the phone's Internet connection using either the mobile phone network or a wireless LAN ("Wi-Fi") connected to the Internet. Thus a user can exchange messages even where there is no mobile phone network coverage provided that there is a wireless LAN accessible that allows the phone access to the Internet.
Exchanging messages is also possible via dedicated discussion or chat groups, which allow multiple BlackBerry devices to communicate in a single session. In addition to offering text-based instant messages, BlackBerry Messenger also allows users to send pictures, voicenotes (audio recordings), files, location on a map, and a wide selection of emoticons (also known as "smileys") over the Blackberry network.
With the release of BlackBerry Messenger 5.0, BlackBerry allows users to use a QR Code barcode to add each other to their respective friends lists rather than using only numeric PIN identification or an email address associated with the user's BlackBerry.
BBM was introduced Globally 15/2/08, but introduction of the new interface in April 2009 increased sales hugely.
Communicate in real time
Share immediately: send and receive messages in seconds and see when your contacts are typing.
Don't hold back: share your thoughts, stories and rants with unlimited characters and emoticons.
Get confirmation: know when your messages are delivered and read.
Add friends: add contacts by swapping PINs or scanning barcodes1.
Create groups: connect instantly with personal groups of friends, family or coworkers with BlackBerry Groups.
Text non-BBM friends: send text messages from your BBM™ screen2—just add contacts without BBM to your list by phone number.
Share with your friends
App experiences: share or chat with BBM friends while you're in an app with BBM-connected apps.
Multimedia: swap pictures, videos, voice notes and more—send files up to 6 MB.
Your calendar and location: share calendar entries and locations.
Personal expressions: personalize your BBM with a display picture and personal message.
What you're listening to: show what you're listening to on your BlackBerry smartphone.
App profile feeds: display your latest BBM-connected app game scores, location, links and more in your BBM profile feed.
Sabtu, 15 Oktober 2011
Senin, 10 Oktober 2011
5 Cara menumbuhkan Sikap Positif
5 Cara menumbuhkan Sikap Positif
Rasa optimistis memang tidak datang begitu saja. Apalagi jika setiap hari Anda selalu mengeluh dan tidak berusaha untuk memunculkan pikiran positif. Jangan biarkan terperangkan dalam rasa pesimistis, dan sebaliknya tumbuhkan optimisme dengan lima cara berikut. :
- Perspektif masalah
Orang pesimistis memandang suatu masalah dari kacamata permanen dan berlebihan. Padahal, tidak ada masalah yang tidak akan selesai. Lagipula, sebagian besar masalah tidak bersifat permanen dan rasa pesimistis membuat Anda melupakan hal itu.
“Tipikal pribadi yang optimistis adalah melihat situasi buruk hanya bersifat sementara. Masalah dianggapnya bersifat isolasi, yaitu satu masalah tidak akan berdampak buruk pada aspek kehidupan lainnya,” kata Michael Rooke, pelatih bisnis dari AttitudeWorks, Australia, seperti dikutip dari au.lifestyle.yahoo.com.
- Gunakan bahasa tepat
Sifat pesimistis cenderung membuat seseorang memilih kata yang hiperbola saat menghadapi masalah kecil. Seperti saat terjebak macet, Anda menyebutnya sebagai neraka atau mungkin bencana. Pemilihan kata ini akan membuat pikiran makin stres. Untuk lebih merasa optimistis, coba pilihlah kata yang sesuai dengan keadaan untuk menggambarkan permasalahan yang dihadapi. Bukan dengan penggambaran yang berlebihan.
- Lupakan dan maafkan
Bisa memaafkan adalah jalan pintas untuk mendapat kebahagiaan. Itu menurut psikolog asal Australia, Dr. Anna-Marie Taylor. “Penting untuk diingat bahwa memaafkan adalah keterampilan yang harus dipelajari dan itu didasarkan pada cara Anda berpikir, bukan bagaimana Anda merasa,” kata Taylor.
Sulit memaafkan dan menyimpan dendam hanya akan berdampak buruk pada jiwa dan pikiran Anda. Bukannya malah menyakiti orang lain, tapi yang pasti Anda menyakiti diri sendiri.
- Istirahat
Rasa pesimistis sering muncul karena rasa perfeksionis yang sangat tinggi. “Kesempurnaan adalah negatif dan tidak rasional. Tak ada yang salah dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik, tapi Anda tidak akan pernah mendapat yang diinginkan jika yang dicari adalah kesempurnaan,” kata Rooke.
Akuilah jika Anda telah mencapai sesuatu, bukan hanya ketika Anda belum mencapai yang diinginkan.
- Bersyukur
Bersyukurlah setiap hari untuk apa yang Anda dapatkan. Mulai dari udara yang Anda hirup, nyamannya bantal untuk tidur dan keluarga yang dimiliki. Ini akan membuat Anda lebih optimistis dan merasa bahagia.
Dr. Taylor bahkan merekomendasikan membuat “jurnal bersyukur”. Ini semacam catatan yang berisi hal-hal yang Anda dapatkan setiap harinya dan membuat bahagia. Tuliskan dalm sebuah catatan menjelang tidur, ini akan seperti catatan berisi hal-hal positif dalam hidup Anda.
Rasa optimistis memang tidak datang begitu saja. Apalagi jika setiap hari Anda selalu mengeluh dan tidak berusaha untuk memunculkan pikiran positif. Jangan biarkan terperangkan dalam rasa pesimistis, dan sebaliknya tumbuhkan optimisme dengan lima cara berikut. :
- Perspektif masalah
Orang pesimistis memandang suatu masalah dari kacamata permanen dan berlebihan. Padahal, tidak ada masalah yang tidak akan selesai. Lagipula, sebagian besar masalah tidak bersifat permanen dan rasa pesimistis membuat Anda melupakan hal itu.
“Tipikal pribadi yang optimistis adalah melihat situasi buruk hanya bersifat sementara. Masalah dianggapnya bersifat isolasi, yaitu satu masalah tidak akan berdampak buruk pada aspek kehidupan lainnya,” kata Michael Rooke, pelatih bisnis dari AttitudeWorks, Australia, seperti dikutip dari au.lifestyle.yahoo.com.
- Gunakan bahasa tepat
Sifat pesimistis cenderung membuat seseorang memilih kata yang hiperbola saat menghadapi masalah kecil. Seperti saat terjebak macet, Anda menyebutnya sebagai neraka atau mungkin bencana. Pemilihan kata ini akan membuat pikiran makin stres. Untuk lebih merasa optimistis, coba pilihlah kata yang sesuai dengan keadaan untuk menggambarkan permasalahan yang dihadapi. Bukan dengan penggambaran yang berlebihan.
- Lupakan dan maafkan
Bisa memaafkan adalah jalan pintas untuk mendapat kebahagiaan. Itu menurut psikolog asal Australia, Dr. Anna-Marie Taylor. “Penting untuk diingat bahwa memaafkan adalah keterampilan yang harus dipelajari dan itu didasarkan pada cara Anda berpikir, bukan bagaimana Anda merasa,” kata Taylor.
Sulit memaafkan dan menyimpan dendam hanya akan berdampak buruk pada jiwa dan pikiran Anda. Bukannya malah menyakiti orang lain, tapi yang pasti Anda menyakiti diri sendiri.
- Istirahat
Rasa pesimistis sering muncul karena rasa perfeksionis yang sangat tinggi. “Kesempurnaan adalah negatif dan tidak rasional. Tak ada yang salah dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik, tapi Anda tidak akan pernah mendapat yang diinginkan jika yang dicari adalah kesempurnaan,” kata Rooke.
Akuilah jika Anda telah mencapai sesuatu, bukan hanya ketika Anda belum mencapai yang diinginkan.
- Bersyukur
Bersyukurlah setiap hari untuk apa yang Anda dapatkan. Mulai dari udara yang Anda hirup, nyamannya bantal untuk tidur dan keluarga yang dimiliki. Ini akan membuat Anda lebih optimistis dan merasa bahagia.
Dr. Taylor bahkan merekomendasikan membuat “jurnal bersyukur”. Ini semacam catatan yang berisi hal-hal yang Anda dapatkan setiap harinya dan membuat bahagia. Tuliskan dalm sebuah catatan menjelang tidur, ini akan seperti catatan berisi hal-hal positif dalam hidup Anda.
berpotensikah anda jadi pemimpin?
berpotensikah anda jadi pemimpin?
iajukan oleh Donald A. Laird, seorang psikolog, berikut ini :
1. Apakah Anda mampu menegur tanpa menimbulkan kemarahan?
2. Apakah Anda mampu menolak tanpa mengecilkan arti?
3. Apakah Anda mampu tertawa bersama bila kelucuan itu menyangkut
diri Anda sendiri?
4. Apakah Anda mampu memelihara semangat jika menghadapi suatu
kegagalan?
5. Apakah Anda mampu tenang jika harus menghadapi situasi darurat?
iajukan oleh Donald A. Laird, seorang psikolog, berikut ini :
1. Apakah Anda mampu menegur tanpa menimbulkan kemarahan?
2. Apakah Anda mampu menolak tanpa mengecilkan arti?
3. Apakah Anda mampu tertawa bersama bila kelucuan itu menyangkut
diri Anda sendiri?
4. Apakah Anda mampu memelihara semangat jika menghadapi suatu
kegagalan?
5. Apakah Anda mampu tenang jika harus menghadapi situasi darurat?
Cara Cerdas Menjawab Pertanyaan Anak
Apakah buah hati atau anak-anak Anda kadang
mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan tak
terduga? Anda pasti sering mengalaminya.
Entah merupakan pertanyaan sulit dijawab
ataukah pertanyaan yang belum saatnya
mendapat jawaban. Yang pasti, Anda jangan
sampai terpojok, usahakan Anda mampu
menghadapinya dengan cerdas.
Karena bagi buah hati Anda, jawaban Anda
adalah jawaban yang dianggap paling benar
olehnya. Tak jarang ketika bersama
teman-temannya anak berkata,"Mama aku bilang
begini, yang benar itu mama aku".
Yups, anak akan lebih mudah menerima apa yang
dikatakan orang tuanya dan jawaban itu
dianggapnya yang paling benar.
Berikut ini tips bagaimana menghadapi
pertanyaan-pertanyaan sulit dari anak secara
cerdas:
1. Usahakan tetap tenang. Meskipun
pertanyaannya sangat tidak diharapkan, jangan
sampai reaksi Anda membuatnya enggan bertanya
lagi di kemudian hari. Ini penting. Jangan
sampai rasa ingin tahunya hilang karena
ketika bertanya ke orang tuanya mendapatkan
jawaban yang tidak semestinya.
2. Tak perlu segan mengatakan Anda tak tahu
jawabannya (apabila memang sulit
menjawabnya), tapi jangan lupa berjanji bahwa
Anda akan mencari jawaban yang tepat dan akan
memberitahukan pada anak sesegera mungkin.
3. Hargai usahanya untuk bertanya pada Anda
dan bukan pada orang lain yang belum tentu
bisa bertanggung jawab. Katakan, “Wah,
menarik sekali pertanyaanmu, nak,” agar ia
merasa nyaman dan tak merasa bersalah karena
bertanya.
4. Jangan lupa berempati. Dalam komunikasi
dengan anak, biasakan mencoba merasakan apa
yang ia rasakan. Seringkali, ada perasaan
tertentu yang membuatnya bertanya. Entah itu
rasa takut, malu atau sedih.
5. Kadang diperlukan juga, dimana orang tua
berlaku sebagai orang tua buat anak, kadang
juga sebagai teman si anak.
mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan tak
terduga? Anda pasti sering mengalaminya.
Entah merupakan pertanyaan sulit dijawab
ataukah pertanyaan yang belum saatnya
mendapat jawaban. Yang pasti, Anda jangan
sampai terpojok, usahakan Anda mampu
menghadapinya dengan cerdas.
Karena bagi buah hati Anda, jawaban Anda
adalah jawaban yang dianggap paling benar
olehnya. Tak jarang ketika bersama
teman-temannya anak berkata,"Mama aku bilang
begini, yang benar itu mama aku".
Yups, anak akan lebih mudah menerima apa yang
dikatakan orang tuanya dan jawaban itu
dianggapnya yang paling benar.
Berikut ini tips bagaimana menghadapi
pertanyaan-pertanyaan sulit dari anak secara
cerdas:
1. Usahakan tetap tenang. Meskipun
pertanyaannya sangat tidak diharapkan, jangan
sampai reaksi Anda membuatnya enggan bertanya
lagi di kemudian hari. Ini penting. Jangan
sampai rasa ingin tahunya hilang karena
ketika bertanya ke orang tuanya mendapatkan
jawaban yang tidak semestinya.
2. Tak perlu segan mengatakan Anda tak tahu
jawabannya (apabila memang sulit
menjawabnya), tapi jangan lupa berjanji bahwa
Anda akan mencari jawaban yang tepat dan akan
memberitahukan pada anak sesegera mungkin.
3. Hargai usahanya untuk bertanya pada Anda
dan bukan pada orang lain yang belum tentu
bisa bertanggung jawab. Katakan, “Wah,
menarik sekali pertanyaanmu, nak,” agar ia
merasa nyaman dan tak merasa bersalah karena
bertanya.
4. Jangan lupa berempati. Dalam komunikasi
dengan anak, biasakan mencoba merasakan apa
yang ia rasakan. Seringkali, ada perasaan
tertentu yang membuatnya bertanya. Entah itu
rasa takut, malu atau sedih.
5. Kadang diperlukan juga, dimana orang tua
berlaku sebagai orang tua buat anak, kadang
juga sebagai teman si anak.
Langganan:
Postingan (Atom)